
Walaupun usianya tak lagi muda, ia tetap membanting tulang
untuk dapat bertahan hidup di ibukota Jakarta yang (katanya)
lebih kejam dari ibu tiri..

Ia adalah salah satu pelestari sepeda tua di kota Jakarta.
Ia memanfaatkannya sebagai jasa pariwisata ojeg ontel.
Ia tak rela sepeda tuanya hancur dimakan usia, sebisa
mungkin ia perbaiki.

Siapa bilang pedagang atau orang rendahan itu nggak pernah mengasah otak?