19 April 2009

Slow speed

Slow speed di sini maksudnya memotret benda yang bergerak dengan kecepatan rana yang rendah sehingga menimbulkan efek tertentu. Misalkan memotert aliran air akan menimbulkan efek seperti gumpalan kapas atau memotret kendaraan pada malam hari akan menimbulkan efek sinar lampu yang terurai.

3 unsur yg selalu hrs di pahami
- Kecepatan dan bentuk gerak Subject
- Kondisi Cahaya
- Kecepatan Rana


Air Mengalir Sampai Jauh #1 (Ss: 1/2 s. F: 22)


Air Mengalir Sampai Jauh #2 (Ss: 0.8 s, F:22)


Efek cahaya dua foto di bawah ini dihasilkan dari pergerakan lampu
kendaraan pada malam hari yang di capture dengan speed rendah.

Can't Crossing (Ss: 0.8 s, F: 5)

Arsitektur: Jakarte Punya Gaye

Foto arsitektur merupakan foto-foto yang menampilkan kecantikan bangunan buatan manusia, seperti gedung, jembatan, dll.

Beberapa kelebihan foto arsitektur yang sudah saya rasakan adalah :
  1. Melatih mata kita melihat sudut pandang yang tidak biasa dilihat oleh orang lain. Kadang sudut pandang yang bagus diperoleh secara tidak terduga. Kuncinya jangan takut bereksperimen sambil jongkok atau rebahan sekalipun.
  2. Gedung atau objek arsitektur lain adalah objek yang tidak pernah mengeluh seperti model saya yang selalu minta break.
  3. Pencahayaan adalah tantangan tersendiri dan setiap hitungan menit bisa menghasilkan foto yang berbeda. Saya tidak membatasi jam berapa untuk mengabadikan objek, pokoknya setiap ada kesempatan harus dimanfaatkan. Tentu waktu antara pukul 6 sampai dengan 7 malam sangat ideal dengan cahaya langit yang berwarna biru ditambah dengan lampu2 penerangan yang mulai menyala, tapi kadang lalu lintas Jakarta sangat tidak bersahabat pada jam2 sibuk.
  4. Memotret arsitektur tidak memerlukan peralatan seabreg. Cukup kamera digital kelas poket. Peralatan lain mungkin hanya tripod dan shutter release, tapi percayalah dengan peralatan itu kita sudah bisa menghasilkan foto arsitektur sekelas Michael Parker.
  5. Yang punya kamera DSLR dengan lensa kit tidak usah minder. Lensa 18-55mm/F3.5-5.6 dari Canon atau 17-80/f.3.5-4.5 dari Nikon sudah sangat memadai. Syukur kalau anda punya lensa super wide seperti Canon 10-22mm/f3.5 EFS atau Nikon 12-24mm/f4G.

Jadi tunggu apa lagi? Segera ke jalan, kunjungi bangunan tua peninggalan Belanda (di Bandung gudangnya), jembatan, gedung perkantoran, museum, masjid, gereja, landmark kota, patung, dan masih banyak lagi. Yang anda perlukan adalah kejelian mata.

(Original from: http://mypotret.wordpress.com)




Memerah Di Kala Senja (Ss: 1/5 s, F: 5)



Lorong Tua (Ss: 1/100 s, F: 11)



Semburan Pelangi (Ss: 1/3 s, F: 3,4)