23 October 2009

Dampak Sosiobudaya Ponsel Canggih

Semakin canggihnya fitur-fitur yang ada pada ponsel terkini tidak selalu membawa dampak yang positif bagi kehidupan kita, khususnya dalam proses komunikasi. Memang banyak hal yang dimudahkan dari adanya teknologi terbaru yang ada, namun kita juga tidak boleh tak acuh terhadap dampak negatif yang timbul dari penggunaan teknologi tersebut.

Kesenjangan Digital
Salah satu dampak yang paling terlihat adalah terjadinya kesenjangan digital antara negara maju dan negara berkembang, termasuk antara kota dan desa. Masyarakat yang lebih maju umumnya lebih terlibat dalam pemanfaatan teknologi digital sehingga memiliki akses informasi yang lebih baik, yang kemudian berimplikasi terhadap perekonomian.

Masyarakat merupakan pengguna teknologi informasi, bukan hanyalah objek pelengkap dari pertukaran informasi. Pola ini harus segera ditinggalkan jika menginginkan sebuah peradaban teknologi informasi yang merata.

Dari sini dapat timbul pertanyaan retoris, antara lain: Kalau saya tidak punya ponsel dan Anda punya, apakah antara saya dan Anda terjadi kesenjangan digital? Menurut Donny B.U, Koordinator ICT Watch, masalanya bukan terletak pada punya atau tidaknya, tetapi tersedianya alternatif akses menuju ke teknologi informasi tersebut.

Sekarang faktanya kita dikejar ketakutan akan semakin melebarnya kesenjangan digital antar elemen masyarakat. Kita berlomba-lomba mengadopsi teknologi terkini. Hal ini justru terkadang membuat kita memandang sebelah mata atau mengejek orang yang tidak mengadopsi teknologi tersebut. Kita kerapmemandang rendah derajat mereka yang tidak menggunakan ponsel terbaru.

Menurunnya Kesadaran Sosial
Semakin canggihnya ponsel yang ada, semakin menurunnya kesadaran sosial di masyarakat. Hal ini dikarenakan fitur-fitur di dalam ponsel sudah dianggap mampu memberikan bantuan atau solusi atas masalah yang dialami oleh kita. Kita seolah-olah tidak lagi membutuhkan keberadaan orang lain. Kini kita lebih dapat dikatakan ‘berjalan masing-masing’.

Bukan sebuah pemandangan yang mengherankan lagi apabila melihat orang berjalan dengan headset ditelinganya. Sadar atau tidak sadar, sedikit banyak orang tersebut telah mengurangi respons panca inderanya terhadap lingkungan sekitar. Orang tersebut akan terkesan lebih acuh terhadap keadaan sekelilingnya. Ia belum tentu mendengar teriakan seseorang yang membutuhkan pertolongan. Tak hanya itu, adanya teknologi GPS juga sedikit banyak mengurangi interaksi dengan orang lain. Dengan adanya sistem GPS dalam ponsel kita, kita tidak perlu lagi bertanya pada orang lain akan tempat asing yang akan kita tuju.

Teknologi Merebut Pendapatan Orang Lain
Bukanlah hal asing lagi melihat orang-orang mengabadikan momen-momen pentingnya melalui kamera yang ada pada ponselnya. Coba kita telaah lebih dalam lagi. Sebelum adanya teknologi kamera saku digital atau ponsel berkamera, kita masih senantiasa menggunakan jasa para fotografer kelas teri untuk mengabadikan berbagai momen dalam hidup kita.

Kini, dengan adanya teknologi tersebut kita sudah tidak lagi membutuhkan jasa mereka. Mereka seolah-olah terabaikan dan tersisihkan oleh perkembangan teknologi. Pendapatan mereka pun otomatis menurun, dan bukan mustahil mereka ‘banting stir’ mengais rejeki dengan berprofesi lain agar dapat bertahan hidup.

Tak hanya itu, para musisi dan industri rekaman juga sudah tidak lagi mengandalkan pendapatan dari penjualan kaset atau CD. Kita sudah terbiasa menikmati lagu dari format mp3, itu pun hasil dari CD bajakan.